Scroll Untuk Membaca
BeritaEkonomiHukumTerkini

Diduga Main di Tera, SPBU Suka Damai Sergai Dikeluhkan Warga: Isi Rp400 Ribu Tak Juga Penuh.

Diduga Main di Tera, SPBU Suka Damai Sergai Dikeluhkan Warga: Isi Rp400 Ribu Tak Juga Penuh.

SERDANG BEDAGAI,INTARTA — Kecurigaan publik terhadap praktik kecurangan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kembali mencuat. Kali ini, giliran SPBU 14206190 di Desa Suka Damai, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) yang jadi sorotan usai sejumlah pengguna solar mengeluhkan hasil pengisian yang diduga tidak sesuai takaran.

Salah satu warga, Samsul (41), pengendara Pajero Sport asal Sei Rampah, mengaku heran ketika mengisi solar senilai Rp400 ribu, tangki mobilnya tak kunjung penuh seperti biasanya.

Scroll Untuk Membaca
Iklan

“Biasanya kalau isi Rp400 ribu, tangki sudah penuh sampai garis terakhir. Tapi di SPBU Suka Damai, jarum indikatornya masih kurang satu bar. Saya curiga ada yang nggak beres di teranya,” ujar Samsul, Senin (20/10/2025).

Ia mengaku sudah tiga kali mengisi bahan bakar di SPBU tersebut dan selalu menemukan hal serupa. Menurutnya, dugaan pengaturan tera atau alat ukur bukan tidak mungkin dilakukan untuk mempermainkan jumlah bahan bakar yang keluar dari pompa.

Baca Juga :  GRIB Sergai Bagikan 600 Takjil di Jalinsum, Bantu Warga Berbuka Puasa

Menanggapi keluhan itu, Manajer SPBU Suka Damai, Diki, langsung membantah adanya permainan. Ia menegaskan bahwa semua alat ukur di SPBU tersebut telah melalui pemeriksaan resmi dari pemerintah.

“Semua tera diatur dan dikalibrasi oleh instansi berwenang. Kami tidak punya kewenangan mengubahnya. Jadi, tidak benar kalau ada tuduhan kami mengatur takaran,” jelas Diki saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.

Namun, pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Serdang Bedagai tidak tinggal diam. Kepala Disperindag Roy C. S. Pane menyatakan akan menurunkan tim untuk melakukan pengecekan lapangan.

“Pemeriksaan tera SPBU memang dilakukan setahun sekali. Tapi kalau ada laporan masyarakat, tentu kami tindaklanjuti. Kami tidak menutup kemungkinan ada pelanggaran teknis yang perlu diperiksa ulang,” ungkap Roy.

Kasus ini kembali menyoroti pentingnya pengawasan rutin terhadap SPBU, khususnya di daerah daerah yang jauh dari pusat kota. Kecurigaan masyarakat terhadap permainan takaran bukan hal baru banyak yang merasa rugi karena jumlah BBM yang diterima tidak sebanding dengan uang yang dibayarkan.

Baca Juga :  Pimpinan Yayasan Prestasi Kita Bersama Nyatakan Tidak Ada Penipuan Masuk Casis Polri Melalui Yayasannya

Bagi warga seperti Samsul, ketidaksesuaian itu bukan soal nominal semata, tapi soal kepercayaan.

“Kita kan bayar sesuai harga resmi, wajar kalau kita minta takarannya juga harus pas,” ucapnya tegas.

Hingga berita ini diterbitkan, tim pengawas dari Disperindag Sergai dijadwalkan melakukan pengecekan ulang di SPBU Suka Damai untuk memastikan apakah ada pelanggaran teknis dalam sistem pengisian bahan bakar.

Jika terbukti, SPBU tersebut bisa dikenakan sanksi tegas sesuai regulasi Kementerian Perdagangan dan Pertamina mengenai pengelolaan tera dan takaran BBM di fasilitas publik.(DH)