SERDANG BEDAGAI,INTARTA – Gelombang tinggi disertai badai kuat menerjang kawasan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Rabu (22/10/2025) dini hari, menyebabkan puluhan sampan nelayan tradisional rusak berat. Peristiwa yang terjadi di Desa Bogak Besar, Kecamatan Teluk Mengkudu itu disebut sebagai salah satu badai terparah dalam dua dekade terakhir.
Dari data sementara di lapangan, lebih dari 30 sampan rusak, tujuh di antaranya hancur total akibat terhempas ombak ke daratan sejauh 30 meter. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp170 juta.
“Badai datang sekitar pukul dua dini hari. Ombaknya tinggi dan menghantam sampai ke darat, sekitar tiga puluh meter dari bibir pantai,” ujar Misno,
Kepala Dusun I Desa Bogak Besar, saat ditemui di lokasi kejadian.Ilham (67), nelayan asal Dusun II, mengaku baru saja menambatkan sampannya pada Selasa sore, beberapa jam sebelum badai melanda. Ia tak menyangka perahu yang sudah ditarik ke daratan bisa rusak begitu parah.
“Sampan saya naikkan ke darat, tapi tetap disapu ombak besar. Mesin ikut rusak, total kerugian sekitar tujuh juta,” ucapnya dengan nada lesu.
Hal senada disampaikan Jefri Marpaung (53) dan Amansyah (67), dua nelayan lain yang mengalami kerusakan pada perahu dan mesin mereka. Menurut keduanya, dalam 20 tahun terakhir baru kali ini ombak sekuat itu menghantam pesisir Teluk Mengkudu.
Ketua Kelompok Tunas Baru, Sabaruddin, menyebut kerusakan akibat badai tidak hanya dialami kelompoknya, tetapi juga dua kelompok nelayan lain: Paripurna dan Cahaya Baru.
“Total sekitar 70 sampan terdampak, tiga puluh rusak berat dan ringan. Anggota kami tidak bisa melaut sementara waktu karena alat tangkap dan mesin rusak semua,” katanya.
Badai besar tersebut dipicu oleh tekanan angin tinggi di kawasan Selat Malaka, yang memicu gelombang hingga menembus daratan. Ketua Federasi Serikat Nelayan Nasional (FSNN) Sumut, Irwan Syahril, didampingi Aliansi Nelayan Sumatera Utara (ANSU), turun langsung meninjau lokasi.
“Badai ini tidak hanya menghantam Teluk Mengkudu, tapi juga perairan Tanjung Beringin dan Bagan Kuala. Banyak sampan yang rusak parah, total kerugian kami perkirakan mencapai seratus tujuh puluh juta rupiah,” ujar Khair Marpaung dari ANSU.
Menurut laporan BPBD Kabupaten Sergai, gelombang tinggi yang datang sejak Selasa sore mencapai puncaknya pada Rabu dini hari. Petugas kini masih mendata kerusakan dan menyiapkan langkah bantuan darurat.
“Kami sudah menerima laporan resmi dari dua kecamatan, Teluk Mengkudu dan Tanjung Beringin. Tim gabungan dikerahkan untuk membantu warga dan menilai dampak kerusakan,”kata Plt. Kepala BPBD Sergai, Abdul Rahman Purba.
Badai besar ini menambah deretan bencana yang melanda pesisir timur Sumatera dalam beberapa bulan terakhir. Sementara sebagian nelayan kini memilih tidak melaut, sebagian lainnya bergotong royong memperbaiki sampan dan alat tangkap yang rusak.
Di tepi pantai Bogak Besar sore itu, puluhan perahu terlihat terbalik dan tertimbun pasir. Beberapa nelayan masih sibuk menyelamatkan mesin, sementara lainnya duduk menatap laut yang tampak tenang kembali seolah menyimpan amarah yang baru saja dilepaskan.
“Kami cuma bisa pasrah, semoga tak terulang lagi,” ucap Ilham pelan, menatap perahunya yang tinggal puing kayu.(DH)












