Serdang Bedagai,INTARTA – Gelombang tinggi dan abrasi yang terjadi dalam dua pekan terakhir di pesisir Kabupaten Serdang Bedagai membuat kehidupan nelayan terguncang. Sedikitnya 30 rumah yang berada di bibir pantai rusak, sementara sebagian warga terpaksa mengungsi dan tidur di masjid karena rumah mereka sudah tak lagi layak dihuni.
Salah satu nelayan yang terdampak adalah Ridwan (63), warga pesisir Desa Bagan Kuala. Sudah hampir satu bulan ia tidak lagi turun ke laut akibat ombak yang terus menghantam kawasan tangkahan tempat mereka biasa menambatkan sampan.
“Sudah setengah bulan ombak besar datang. Saya sendiri hampir sebulan tidak melaut,” ujar Ridwan saat ditemui di depan rumahnya yang sebagian lantainya masih terendam pasir dan lumpur, jumat siang (24/10/2025).
Ridwan mengaku, melaut adalah satu-satunya mata pencahariannya. Di usia yang telah melewati enam dekade, ia masih menggantungkan hidup pada laut. Namun kini, penghasilan itu terputus total.
“Jujur saja, tidak ada pemasukan. Karena hidup saya hanya dari melaut. Sekarang kami hanya bertahan dengan apa adanya,” tuturnya pelan.
Tidak hanya kehilangan mata pencaharian, rumah Ridwan dan puluhan rumah lainnya juga mengalami kerusakan. Air laut menerobos hingga ke dalam rumah, membawa lumpur dan sampah laut. Banyak barang rumah tangga yang rusak atau hilang tersapu.
Warga menyebut tidak ada pilihan selain mengungsi ke masjid pada malam hari saat air pasang datang lagi.
“Kalau malam, kami pindah ke masjid. Sudah tiga malam ini begitu. Air naik sampai ke dalam rumah,” kata Ridwan.
Dari pemantauan warga di lokasi, sekitar 30 rumah di garis pantai mengalami kerusakan bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.
“Dari ujung sana sampai sini ada sekitar 30 rumah yang kena. Banyak keluarga yang tidur di masjid karena rumah tidak bisa ditempati,” jelas seorang warga lain.
Hingga kini, belum terlihat adanya bantuan yang datang untuk warga terdampak, baik logistik maupun dukungan pemulihan alat tangkap nelayan.
Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan, mengingat badai dan abrasi di wilayah pesisir diprediksi masih akan terjadi seiring cuaca ekstrem.
“Kami hanya ingin bisa kembali melaut dan rumah kami tidak terus-menerus disapu ombak,” ujar Ridwan.(DH)












