Scroll Untuk Membaca
AdvertorialBeritaDuniaRagamTerkini

Rumah Terkikis, Pasir Masuk ke Ruang Tamu: Warga Bagan Kuala Bertahan di Tengah Abrasi yang Terus Menggerus.

Rumah Terkikis, Pasir Masuk ke Ruang Tamu: Warga Bagan Kuala Bertahan di Tengah Abrasi yang Terus Menggerus.

Serdang Bedagai,INTARTA — Ratusan keluarga di Dusun I dan Dusun II Desa Bagan Kuala, Kecamatan Tanjung Beringin, masih bertahan tinggal di bibir pantai meski abrasi terus memakan daratan dan rumah-rumah warga. Dalam sepekan terakhir, ombak tinggi kembali menghantam kawasan pemukiman, membawa pasir laut hingga masuk ke dalam rumah.

Di salah satu rumah yang sebagian dindingnya terkikis, Fatma (56) berulang kali menyapu pasir yang menumpuk di ruang tamu. Ia tinggal bersama tiga anak dan cucunya. Setiap kali suara gelombang meninggi di malam hari, tidur menjadi kemewahan yang tak lagi bisa ia nikmati.

Scroll Untuk Membaca
Iklan

“Kalau air naik, saya tidak tidur. Takut rumah diseret ombak,” katanya dengan suara pelan, Jumat (24/10/2025)

Fatma menuturkan, kondisi rumahnya tidak lagi sekadar banjir. Lumpur dan pasir laut setebal hampir satu meter masuk ke dalam ruang keluarga, menimbun lantai dan perabotan.

“Dulu kami menguras air. Sekarang kami menguras pasir setiap hari,” ucapnya.

Tidak jauh dari sana, Anas (35), nelayan yang selama ini menggantungkan hidup di laut, sudah lima hari tidak bisa melaut karena cuaca buruk. Waktu yang biasanya ia pakai untuk mencari gurita dan ikan kini habis untuk mengangkat pasir dari dalam rumahnya sendiri.

Baca Juga :  Polres Sergai Tebar Takjil, Ingatkan Keselamatan Berkendara

“Abrasi dua tahun terakhir makin parah. Laut itu seperti makin maju ke sini. Kalau bisa, kami ingin segera direlokasi. Mau tidak mau,” katanya.

Data pemerintah desa menyebut ada sekitar 70 rumah di garis pantai yang masuk kategori terdampak berat. Warga-warga ini direncanakan direlokasi ke Desa Nagur, yang lahannya sudah disiapkan.

Kepala Desa Bagan Kuala, Safril, membenarkan proses relokasi sedang berjalan. Namun ia tidak menutup mata bahwa warga saat ini hidup dalam kondisi serba darurat.

“Lahan relokasi sudah ada, tinggal proses verifikasi warganya. Pemdes juga sudah bangun pemecah ombak, tapi ombak sekarang terlalu kuat,” ujarnya.

Tembok pemecah ombak yang diharapkan bisa menahan gelombang tidak mampu menghentikan pasir laut yang terus terdorong ke daratan. Warga yang terdampak berat sebagian mengungsi sementara dan memanfaatkan pos darurat yang disiapkan desa.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Sergai, Nina Deliana Hutabarat, menyatakan bahwa pemerintah kabupaten sedang melakukan verifikasi akhir penerima relokasi agar penempatan berjalan tepat sasaran.

Baca Juga :  Polres Sergai Siaga 24 Jam Berantas Premanisme, Warga Diminta Aktif Melapor

“Relokasi tidak asal pindah. Data warga terdampak sedang disesuaikan dan disahkan,” ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, ombak masih tinggi dan cuaca belum menunjukkan tanda mereda. Warga di bibir pantai tetap berjaga setiap malam tidur yang paling sederhana saja tidak lagi pasti.(DH)