SERDANG BEDAGAI, INTARTA.com – Antrean kendaraan yang mengular terjadi di sejumlah SPBU di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, Senin (1/12/2025). Warga mengaku kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM), khususnya pertalite dan biosolar yang belakangan ini mulai langka di pasaran.
Di SPBU 14.206.157 Desa Sei Rampah, antrean panjang terlihat sejak pagi hari. Kendaraan roda dua, mobil pribadi hingga truk-truk barang tampak mengantre rapi. Banyak pengendara memilih datang lebih awal demi bisa mengisi bahan bakar.
“Jam 6 pagi saya sudah antre, takut gak kebagian. Di SPBU yang satu lagi katanya sudah habis,” ujar Didi (40) warga asal Sei Rampah yang mengaku mengantre hampir satu jam.
Menanggapi kondisi ini, Manajer SPBU 14.206.157 Muli membenarkan adanya lonjakan pembeli. Ia menjelaskan bahwa stok BBM masih tersedia dan SPBU tetap beroperasi seperti biasa.
“Memang ramai, antrean panjang. Tapi untuk saat ini stok pertalite dan biosolar masih aman. Kami tetap layani sesuai prosedur,” jelas Muli saat dikonfirmasi wartawan.
Berbeda dengan SPBU Sei Rampah, di SPBU 14.205.1139 firdaus situasi justru tampak sepi. Wartawan yang mencoba mengonfirmasi melalui WhatsApp kepada pihak manajemen belum mendapat jawaban. Namun dari pantauan di lapangan, terlihat jelas papan bertuliskan “Pertalite Habis” dipasang di depan area pengisian.
“Di sana sepi, ada tulisan pertalite habis. Mau gak mau kami putar ke SPBU rampah kiri karna katanya di sana ada” ungkap Rian (35) warga Teluk mengkudu yang mengaku sudah keliling ke 2 SPBU.
Kelangkaan ini mulai berdampak ke masyarakat kecil, khususnya pengemudi betor, nelayan, dan petani. Rini (50) ibu rumah tangga, warga Tanjung beringin mengaku suaminya yang bekerja sebagai nelayan harus berhenti melaut karena tidak mendapat solar.
“Sudah dua hari gak kerja, solar gak dapat. Mau beli eceran pun harganya naik,” ujarnya.
Masyarakat mendesak pemerintah daerah agar segera turun tangan mengatasi kelangkaan BBM ini. Selain meminta tambahan pasokan, warga juga berharap ada pengawasan ketat agar distribusi BBM tidak disalahgunakan.
“Jangan cuma diam. Kami butuh solusi. Ini menyangkut mata pencarian kami,” tegas Dedi, sopir angkutan umum dari sei bamban.(DH)












